Cari Blog Ini

Senin, 15 April 2013

BENCANA BANJIR, Harian Sumbawa Ekspres Hancur

Jumat, 27 Januari 2006
JAKARTA (Suara Karya) : Banjir badang tak kunjung berhenti menghantui penduduk negeri ini. Setelah melanda sebagian wilayah Jatim dan Lombok Timur, kini musibah mengerikan itu menghajar Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dua orang meninggal dunia dan ratusan rumah penduduk di tiga kecamatan rusak berat.
Banjir bandang juga memorak-porandakan kantor harian Sumbawa Ekspres. Hampir seluruh perangkat komputer dan mesin cetak rusak berat, sehingga pengelola harian itu menghentikan penerbitannya. Pemred Sumbawa Ekspres, Sukrianto mengatakan, kantor redaksi yang sekaligus sebagai tempat pencetakan koran, terendam air setinggi dua meter. Hampir seluruh peralatan, seperti komputer dan mesin cetak, rusak berat.
"Belum ada rencana menerbitkan kembali koran ini. Mungkin butuh waktu lama untuk menyiapkan peralatan baru, baik mesin percetakan maupun perangkat komputer," kata dia.
Lebih lanjut keterangan yang dihimpun menyebutkan, banjir bandang mengakibatkan puluhan rumah hanyut dan sekitar 200 rumah lainnya rusak berat. Sebagian besar rumah berlokasi di bantaran sungai sepanjang sekitar lima kilometer dari Kelurahan Samapuin di daerah hulu hingga Karang Padak, Desa Labuan Sumbawa, Kecamatan Badas yang merupakan muara kali.
Dua korban yang meninggal yakni Nia Ramadani (8 bulan) dan satu orang yang belum diketahui identitasnya. Nia meninggal dalam gendongan ibunya.
Di beberapa tempat yang lain dilaporkan terjadi bencana tanah longsor, sedikitnya enam titik di jalan raya Sumbawa-Batu Dulang tertutup batu dan lumpur yang dibawa air dari perbukitan yang selama ini dijadikan ladang oleh masyarakat.
Belasan titik tanah longsor juga terlihat di Kecamatan Moyo Hulu, Lape dan Kecamatan Lunyuk. Kabag Humas Pemkab Sumbawa, Drs. Arif, MSi mengatakan, jumlah kerugian diperkirakan mencapai Rp 18 miliar belum termasuk kerusakan ladang dan lahan pertanian masyarakat dan hilangnya dokumen-dokumen penting milik masyarakat serta infrastruktur yang dibangun tahun 2005.
Sementara itu di Kabupaten Maros, Sulsel, dilaporkan ratusan rumah dan ribuan hektare sawah terendam banjir. Ketinggian air mencapai dua meter, akibat luapan Sungai Cendrana 'E. Namun belum ada laporan korban jiwa.
Sejumlah sekolah juga meliburkan muridnya karena gedung-gedung mereka tergenang air. Ada empat kecamatan yang dilanda banjir tersebut; yakni Maros Baru, Bantimurung, Simbang, dan Turikale yang semuanya adalah sentra produksi padi dan dilintasi oleh sungai Cendrana`E.
Namun yang paling parah dilanda banjir adalah Kecamatan Simbang dengan ketinggian air mencapai dua meter. Penduduk di sejumlah desa di Kecamatan Simbang ini telah mulai mengungsi ke tempat-tempat yang aman karena rumah mereka tergenang.
Dilaporkan, Kecamatan Simbang hingga Kamis sore tidak bisa dijangkau dengan kendaraan darat karena jalanan telah tertutup air dengan ketinggian satu sampai dua meter.
Menurut penduduk setempat, air Sungai Cendrana`E mulai meluap pada Rabu sekitar pukul 21.00 Wita dan ketinggian air dikhawatirkan terus naik. Ribuan hektare areal persawahan yang baru ditanami dikhawatirkan rusak total bila air tidak segera surut.
Maros pernah dilanda banjir bandang pada Desember 2003 yang mengakibatkan sedikitnya tiga orang tewas dan ribuan hektare lahan persawahan rusak total dan kerugian material mencapai puluhan miliar rupiah.
Masih Mengungsi
Sementara itu, dari Jombang dikabarkan ratusan warga di sejumlah desa di Kecamatan Wonosalam dan Bareng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, hingga Kamis masih bertahan di pengungsian karena rumahnya hancur dan rusak berat.
Tak kurang dari 76 kepala keluarga atau sekitar 250 jiwa, sangat membutuhkan uluran tangan. Kebanyakan mereka berasal dari desa-desa seperti Desa Galengdewo, Wonosalam dan Tegalrejo. Kemudian ada sekitar 65 jiwa yang berasal dari Kecamatan Bareng, seperti Desa Karangan, Tebel dan Kebon Dalem.
Mereka tinggal di rumah-rumah saudaranya yang berada di lokasi aman, jug di tenda-tenda darurat dan tempat penampungan lain yang telah disiapkan sebelumnya, seperti gedung sekolah.
Pemerintah Kabupaten Jombang telah menyalurkan bantuan makanan dan minuman, seperti beras, mie instan dan air mineral kepada para pengungsi. Selain itu, juga disiapkan bantuan obat-obatan untuk mengantisipasi munculnya penyakit pasca-bencana.
Banjir bandang di Kabupaten Jombang melanda sedikitnya lima kecamatan; yakni Kecamatan Wonosalam, Bareng, Sumobito, Mojoagung, dan Mojowarno. Wilayah Kecamatan Wonosalam merupakan daerah terparah terkena banjir bandang tersebut. (Sadono/Ant)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar